"Kepada Wanita Karir: Maukah Kamu Yang Bekerja, Pria Jadi Bapak Rumah Tangga?"
Bukan bermaksud melarang wanita kerja, cuma ini zaman persaingan, dimana sudah penuh wanita bekerja sampai lowongan kerja untuk pria malah tersaingi (dugaan saja, mengingat 1:10 untuk jumlah wanita). Sampai masing-masing sudah hidup mapan, tetap saja salah satu tidak ada yang mengalah untuk tidak bekerja dan fokus dalam bekerja mengurus rumah tangga. Mengorbankan keluarga demi uang, katanya... Bagaimana mau mengalah, gaji sudah enjoy di saat sulitnya mencari kerja dan perjuangan belajar kerja.
Maka saya mengajukkan pertanyaan, "Maukah Kamu Yang Bekerja, Pria Jadi Bapak Rumah Tangga?"
Saya yakin sebagian besar wanita karir akan berpikir ulang untuk menetukan persetujuan. Dulu, alasan wanita bekerja karena wanita juga punya hak bekerja. wanita boleh bekerja. Mereka sampai berkata, "pria jangan egois, main enak sendiri, wanita juga berhak bekerja jadi jangan ngelarang-ngelarang.
Ya sudah sekarang, pria mengalah untuk tidak bekerja dan fokus mengurus rumah tangga. Pria dengan senang hati menerima asal jangan ada kata "Pria wajib juga menafkahi keluarga". Pria menjadi rumah tangga jangan pula dibebani tentang pemenuhan finansial. Kalau pun pria mencari uang, lewat dunia online, adalah bentuk suka-suka sebagai bukti, "Ngapain kerja di luar? Kerja di rumah saja jadi jutawan". Kalau pun wajib menafkahi, oke lah, tetapi wanita harus juga siap berkorban mengeluarkan modal untuk kepentingan membangun lapangan pekerjaan sendiri.
No comments:
Post a Comment